Selasa, 16 Agustus 2016

Ileus paralitik



DAFTAR ISI

Kata pengantar........................................................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................................................. ii
BAB I  PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
1.1.   LatarBelakang.................................................................................................................... 1
1.2.   RumusanMasalah............................................................................................................... 1
1.3.   Tujuan................................................................................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 3
2.1.   Definisi............................................................................................................................... 3
2.2.   Etiologi............................................................................................................................... 4
2.3.   Patofisiologi....................................................................................................................... 4
2.4.   Manifestasiklinis................................................................................................................ 5
2.5.   PemeriksaanDiagnostik...................................................................................................... 6
2.6.   penatalaksaan..................................................................................................................... 6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................ 8
3.1 Pengkajian........................................................................................................................... 8
3.2 DiagnosaKeperawatan........................................................................................................ 11
3.3 Intervensi............................................................................................................................. 12
3.4 Implementasi....................................................................................................................... 16
3.5 Evaluasi............................................................................................................................... 16
BAB IV PENUTUP................................................................................................................ 17
4.1.Kesimpulan........................................................................................................................... 17
4.2.Saran..................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA    


BAB I
PENDAHULUAN

1. 1   LATAR BELAKANG MASALAH
Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang di perlukan untuk pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu.Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang di sebabkan oleh masuknya kuman-kuman pada alat genetalia pada waktu persalinan.
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian pada ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan darah dan sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu.

1.2       RUMUSAN  MASALAH
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Bagaimana pengkajian pada ibu nifas dengan gangguan infeksi?
2.         Bagaimana diagnosa keperawatan pada ibu nifas dengan gangguan infeksi?
3.         Bagaimana rencana tindakan pada ibu nifas dengan gangguan infeksi!?



1.3      TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Untuk mengetahui pengkajian pada ibu nifas dengan gangguan infeksi
2.         Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada ibu nifas dengan gangguan infeksi
3.         Untuk mengetahui rencana tindakan pada ibu nifas dengn gangguan infeksi




BAB II
TINJAUAN TEORITIS


2.1   PENGERTIAN
Infeksi nifas adalah Infeksi luka jalan lahir postpartum biasanya dari endometrium, bekas insersi plasenta.
Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas.
Infeksi nifas :
1.        Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, servix, danendometrium
2.        Penyebaran melaui vena, saluran limfe, permukaan endometrium
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu (Fairer, Helen, 2001:225)
Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira enam minggu (Wiknjosastro, Hanifa, 1999: 237)
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan.



2.2     ETIOLOGI
Menurut (Ambarwati dan Wulandari, 2009:122-123) :
1.        Berdasarkan masuknya kuman kedalam alat kandungan.
a.         Ektogen (kuman datang dari luar)
b.        Autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)
c.         Endogen (dari jalan lahir sendiri)
2.        Berdasarkan kuman yang sering menyebabkan infeksi.
a.         Streptococcus Haemolyticus Aerobik
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong.
b.        Staphylococcus aureus
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi dirumah sakit.
c.         Eschericia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas.
d.        Clostridium welchii
Kuman aerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.

2.3 PATOFISIOLOGI
Setelah kala III, daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter kira-kira 4 cm. Permukaanya tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang ditutupi thrombus.Daerah ini merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman dan masuknya jenis yang pathogen dalam tubuh wanita.Servik sering mengalami perlukaan pada persalinan, demikian juga vulva, vagina dan perineum, yang merupakan tempat masuknya kuman patogen. Infeksi nifas dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu satu infeksi yang terbatas pad perineum, vulva, vagina, servik dan endometrium, kedua penyebaran dari tempat tersebut melalui vena-vena, melalui jalan limfe dan melalui permukaan endometrium.

2.4 MANIFESTASI KLINIS
Infeksi akut ditandai dengan demam, sakit didaerah infeksi, berwarna kemerahan, fungsi organ tersebut terganggu.manifestasi klinis infeksi nifas dapat berbentuk :
1.        Infeksi local
Pembekakan luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit, pengeluaran lhocea bercampur nanah, mobilitasi terbatas karena rasa nyeri, temperature badan dapat meningkat.
2.        Infeksi umum
Tampak sakit dan lemah, temperature meningkat, tekanan darah menurun dan nadi meningkat, pernapasan dapat meningkat dan teras sesak, kesadaran gelisah sampai menurun dan koma, terjadi gangguan involusi uterus, lochea berbau dan bernanah serta kotor.



2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.        Jumlah sel darah putih (SDP)
2.        Hemoglobin ( Hb / ht ), untuk mengetahui penurunan pada adanya anemia
3.        Kultur ( aerobik / anaerobik ) dari bahan intra uterus atau intra servikal atau drainase luka atau pewarnaan gram dari lokhia serviks dan uterus mengidentifikasi organisme penyebab.
4.        Urinalisis dan kultur : mengesampingkan interaksi saluran kemih
5.        Ultrasonografi : menentukan adanya fragmen-fragmen plasenta yang tertahan, melokalisasi abses peritoneum.
6.        Pemeriksaan biomanual : menentukan sifat dan lokasi nyari pelvis. Masa atau pembentukan abses atau adanya vena-vena dengan trombosis.

2.6 PENATALAKSANAAN
1.        Pencegahan
a.         selama kehamilan
pencegahan infeksi selama kehamilan antara lain :
1)        Perbaikan Gizi
2)        Koitus pada kehamilan tua sebaiknya di larang karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi
3)        Personal Hygine
b.        Selama persalinan
1)        Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik
2)        Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama
3)        Jagalah sterilisasi kamar bersalin dan pakai masker, alat-alat harus suci hama
4)        Perlukaan jalan lahir karena tindakan pervaginam maupun perabdominan di bersihkan, dijahit sebaik-baiknya supaya terjaga sterilisasi selama masa nifas
5)        Luka di rawat dengan baik, jangan sampai terkena infeksi, begitupula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril
6)        Penderita dengan infeksi nifas sebaliknya di isolasi dalam ruangan khusus, tidak tercampur dengan ibu sehat
7)        Tamu yang berkunjung harus di batasi.


BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
1.        Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record, dan lain-lain.
2.        Riwayat kesehatan
a.         Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan ibu saat ini:
1)        pengeluaran lochia yang tetap berwarna merah dalam
bentuk rubra dalam beberapa hari postpartum atau lebih dari 2 minggu postpartum.
2)        adanya leukore dan lochia berbau menyengat
b.        Riwayat kesehatan dahulu
1)        Riwayat penyakit jantung,hipertensi,penyakit ginjal kronik, hemofilia,mioma uteri ,riwayat pre eklampsia,trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta retensi sisa plasenta.
2)        Riwayat penyakit keluarga
Ada riwayat keluarga yang pernah /sedang menderita
hipertensi,peny jantung dan pre eklampsia,penyakit keturunan hemopilia dan penyakit menular.
3)        Riwayat obstetric
a)        Riwayat menstruasi meliputi : menarche, lamanya siklus,
banyaknya,baunya,keluhan waktu haid.
b)        Riwayat perkawinan meliputi : usia kawin,kawin yang keberapa,
usia mulai hamil
4)        Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
a)        Riwayat hamil meliputi:waktu hamil muda,hamil tua, apakah ada abortus.
b)        Riwayat persalinan meliputi : Tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, adakah kesulitan dalam persalinan, anak lahir hidup atau mati, BB dan panjang anak waktu lahir.
c)        Riwayat nifas meliputi : Keadaan lochia, apakah ada perdarahan, ASI cukup atau tidak, kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi.
5)        Riwayat kehamilan sekarang
a)        Hamil muda:keluhan selama hamil muda
b)        Hamil tua : keluhan selama hamil tua,peningkatan BB,suhu nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.
c)        Riwayat ANC meliputi : Dimana tempat pelayanan, berapa kali,perawatan serta pengobatannya yang didapat.
6)        Riwayat persalinan sekarang
Pada riwayat persalinan sekarang meliputi : Tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah ada penyulit dalam persalinan (misalnya : retensio plasenta, perdarahan yang berlebihan setelah persalinan), anak lahir hidup atau mati, BB dan panjang anak waktu lahir.

3.        Pemeriksaan fisik
a.         Pemeriksaan umum
1)        Aktivitas istirahat
Tanda : Kelelahan / keletihan ( persalinan lama, seresor, pasca partum multipel )
2)       Sirkulasi
Tanda : Takikardi
3)        Penggunaan Obat-Obatan
Tanda : Ansietas jelas ( peritonitis )
4)        Status Psikologis
Tanda :
a)        Anoreksia, mual / muntah.
b)        Haus, membran mukosa kering
c)        Distenti abdomen, kekakuan, nyeri lepas (peritonitis)
5)       Neurosensori
Tanda : Sakit kepala
6)        Nyeri / Ketidaknyamanan
Tanda :
a)        Nyeri lokal, disuria, ketidakmampuan abdomen.
b)        Afterpain berat atau lama, nyeri abdomen bawah atau uterus serta nyeri tekan dengan guarding (endometritis)
c)        Nyeri / kekakuan abdomen unilateral / bilateral ( salpingitis / ooferitis, parametritis ).
7)        Pernapasan
8)        Tanda : Pernapasan cepat / dangkal ( berat / proses sistemik
9)       Keamanan
Suhu 104,40 F atau lebih tinggi pada 2 hari secara terus menerus, namun 24 jam pasca partum adalah tanda infeksi, namun suhu tinggi dari 1010 F (38,90 C) pada 24 jam pertama menandakan berlanjutnya infeksi.
b.        Pemeriksaan khusus
1)       Uterus
Meliputi : tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya.
2)       Lochia
Meliputi : warna, banyaknya dan baunya.
3)       Perineum
Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka
jahitan
4)       Vulva
Dilihat apakah ada edema atau tidak
5)       Payudara
Dilihat kondisi aerola, konsistensi dan kolostrum

3.2       DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.        Gangguan rasa nyaman nyeri b / d respon tubuh pada agen tidak efektif
2.        Resiko tinggi penyebaran infeksi b /d infeksi kerusakan kulit
3.        Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b / d intake yang tidak adekuat

3.3  INTERVENSI KEPERAWATAN
Rencana keperawatan atau intervensi  adalah tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan.


Diagnosa Keperawatan
Rencana Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional

Gangguan rasa nyaman nyeri b / d respon tubuh pada agen tidak efektif
·      Tujuan dan kriteria hasil :
§  Gg rasa nyaman nyeri dapat teratasi
§  TTV dalam batas normal, wajah klien tampak rileks atau tidak meringis
a.         Kaji lokasi dan sifat ketidaknyamanan / nyeri
b.        berikan instruksi mengenal, membantu, mempertahankan kebersihan dan kehangatan
c.         Instruksikan klien dalam melakukan teknik relaksasi, memberikan aktivitas pengalihan seperti : radio, televisi, membaca
d.        Anjurkan kesinambungan menyusui saat kondisi klien memungkinkan karenanya anjurkan dan berikan instruksi dalam penggunaan pompa payudara listrik / manual
e.         Kolaborasi :
·           Berikan analgetik / antipiretik
·           Berikan kompres panas local dengan menggunakan lampu pemanas / rendam duduk sesuai indikasi
a.         Membantu dalam diagnosa banding keterlibatan jaringan pada proses infeksi
b.        Meningkatkan kesejahteraan umum dan pemulihan, menghilangkan ketidaknyamanan berkenaan dengan menggigil
c.         Memfokuskan kembali perhatian klien, meningkatkan prilaku positif dengan ketidaknyamanan
d.        Mencegah ketidaknyamanan dari pembesaran payudara, meningkatkan keadekuatan suplai ASI pada klien menyusui
e.         Menurunkan ketidaknyamanan dari infeksi
.      Resiko tinggi penyebaran infeksi b /d infeksi kerusakan kulit
·      Tujuan dan kriteria hasil : 
§  penyebaran infeksi tidak terjadi
§  mencapai pemulihan tepat waktu, bebas dari komplikasi tambahan
a.         Tinjau ulang catatan prenatal, intra partum dan pasca partum
b.        Pertahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk staf, klien dan pengunjung
c.         Anjurkan/ demonstrasikan pembersihan perineum yang benar setelah berkemih, defekasi dan sering ganti balutan Anjurkan/ demonstrasikan pembersihan perineum yang benar setelah berkemih, defekasi dan sering ganti balutan
d.        Demonstrasikan masase fundus yang tepat
e.         monitor TTV dan Observasi tanda infeksi lain
f.         Anjurkan posisi semi powler
g.        Anjurkan ibu menyusui secara periodic memeriksa mulut bayi terhadap adanya bercak putih
h.        Kolaborasi :
·           Pantau pemeriksaan laboratorium
·           Anjurkan penggunaan pemanasan yang lembab
a.         .Mengidentifikasi factor-faktor yang menempatkan klien pada kategori resti terhadap terjadinya penyebaran infeksi pasca partum
b.        Membantu mencegah kontaminasi silang
c.         pembersihan melepaskan kontaminasi urinarius/ fekal
d.        Meningkatkan kontraktilitas uterus dan involusi
e.         Peningkatan TTV menyertai infeksi, fluktuasi
f.         Memungkinkan identifikasi awal dan tindakan, meningkatkan resolusi infeksi
g.        Meningkatkan aliran lochea dan drainase uterus
h.        Sariawan oral pada bayi baru lahir adalah efek samping umum dari terapi antibiotic
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b / d intake yang tidak adekuat
·      Tujuan dan Kriteria hasil :
§  kebutuhan nutrisi tubuh dapat terpenuhi
§  Hb/Ht dalam batas normal, penurunan berat badan
a.         Anjurkan pilihan makanan tinggi protein, zat besi dan vitamin C bila masukan oral dibatasi
b.        Tingkatkan masukan sedikitnya 2000 ml/ hari jus, sup dan cairan nutrisi
c.         Anjurkan tidur/ istirahat adekuat
d.        Kolaborasi
·           Berikan cairan/ nutrisi parenteral
a.         Protein membantu meningkatkan pemulihan dan regenerasi jaringan baru. Zat besi untuk sintesis Hb, vitamin.C memudahkan absorbsi zat besi dan untuk sintesis dinding sel
b.        Memberikan kalori dan nutrien untuk memenuhi kebutuhan metabolic, mengganti kehilangan cairan
c.         Menurunkan laju metabolisme, memungkinkan nutrient dan O2 untuk digunakan dalam proses pemulihan
·           Untuk mengatasi dehidrasi, mengganti kehilangan cairan






3.4  IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan 

3.5 EVALUASI KEPERAWATAN
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi










BAB IV
PENUTUP

4.1      KESIMPULAN
Infeksi nifas adalah Infeksi luka jalan lahir postpartum biasanya dari endometrium, bekas insersi plasenta dan juga Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Ini disebakan oleh kuman aerob juga kuman anaerob.Infeksi bisa terjadi melalui tangan penderita, droplet infeksion, infeksi rumah sakit (hospital infection), dalam rumah sakit, dan Koitus karena ketuban pecah.Manifestasi yang muncul bergantung pada tempat-tempat infeksi, ada infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan endometrium kemudian bisa menyebar dari tempat-tempat tersebut melalui vena-vena, jalan limfe dan permukaan endometrium.Bila menyebar maka manifestasi yang muncul juga dapat memperburuk keadaan penderita.

4.2     SARAN
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1.        Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam berkomunikasi dengan klien.
2.        Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa keperawatan.


DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E. 2008.Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendekia.
Khaidir, M. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan
Infeksi Nifas.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: ECG.
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sulistyawati, A. 2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi Offset.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar