Rabu, 11 Maret 2020

Laporan Pendahuluan dan konsep asuhan keperawatan RETINOBLASTOMA pada anak


RETINOBLASTOMA PADA ANAK






DISUSUN OLEH





NI WAYAN SINTA APRILLIA
KATA PENGANTAR


“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan laporan pendahuluan dan laporan kasus keperawatan anak II dengan judul “Asuhan Keperawatan Anak dengan Retinoblastoma” Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua pihak yang telah memberikan kami bantua dukungan juga semangat, buku dan sumber lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui media ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini.
“ Om Santih, Santih, Santih Om”

                                                                                   Denpasar, 20 September 2019

                                                                                                      
                                                                                                       Kelompok

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Retinoblastoma adalah tumor intraokuler maligna primer masa anak yang paling lazim. Retinoblastoma terjadi pada kira-kira 1 dalam 18.000 bayi. 250-300 kasus baru  terdiagnosis  setiap  tahun  di Amerika Serikat.  Terdapat  pola  transmisi herediter dan non-herediter, tidak ada prediksi  jenis kelamin atau ras.  Tumor terjadi bilateral pada 25-35% kasus. Umur rata-rata saat diagnosis untuk tumor bilateral adalah 12 bulan, kasus unilateral didiagnosis pada rata-rata umur 21 bulan. Kadang-kadang, tumor ditemukan saat lahir, saat remaja, atau bahkan pada masa dewasa (Nelson, 2000).

Manifestasi klinik retinoblastoma bervariasi tergantung pada stadium waktu tumor terdeteksi. Tanda permulaan pada kebanyakan penderita adalah reflek pupil putih (leukokoria). Leukokoria terjadi karena reflek cahaya oleh tumor yang putih. Tanda kedua yang paling sering adalah strabismus. Tanda yang kurang sering meliputi pseudohipopion (sel tumor yang terletak  inferior  di  depan  iris), disebabkan oleh benih tumor di kamera inferior mata, hifema (darah yang terdapat di depan iris) akibat neovaskularisasi iris, perdarahan vitreus, atau tanda selulitis orbita. Pada pemeriksaan tumor tampak sebagai massa putih, kadang-kadang kecil dan relative datar, kadang-kadang besar dan menonjol. Ia mungkin tampak nodular. Kekeruha vitreus dan  benih tumor mungkin nyata (Nelson, 2000).
Secara umum, semakin dini penemuan tumor maka, semakin besar pula kemungkinan untuk menyelamatkan organ penglihatan dan mengurangi resiko metastase yang lebih luas.
B.     Rumusan masalah
1.      Apakah defisini retinoblastoma ?
2.      Apa etiologi dari penyakit retinoblastoma ?
3.      Apa saja tanda dan gejala penyakit retinoblastoma ?
4.      Apa saja klasifikasi penyakit retinoblastoma ?
5.      Bagaimana penatalaksanaan penyakit retinoblastoma ?
6.      Apa saja komplikasi penyakit retinoblastoma ?
C.     Tujuan Penulisan
1.         Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar penyakit retinoblastoma
2.         Untuk mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan pada anak retinoblastoma
3.         Untuk mengetahui bagaimana contoh asuhan keperawatan pada anak dengan retinoblastoma
D.    Manfaat Penulisan
1.      Manfaat teoritis dari penyusunan makalah ini agar mahasiswa memperoleh pengetahuan tambahan dan dapat mengembangkan wawasan mengenai asuhan keperawatan pada anak dengan retinoblastoma
2.      Manfaat praktis dari penyusunan makalah ini agar para pembaca mengetahui bagaimana cara untuk menyusun sebuah asuhan keperawatan pada anak dengan retinoblastoma dan dapat menerapkan dalam melakukan tindakan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      DEFINISI RETINOBLASTOMA
Retinoblastoma adalah kanker yang bermula di retina atau selaput jala mata. Retinoblastoma menyerang retina yang terletak pada dinding bola mata bagian belakang.
Retina terdiri dari jaringan saraf yang berfungsi untuk mengirimkan pola cahaya yang ditangkapnya kepada otak melalui saraf optik, sehingga mata bisa melihat. Saat terjadi retinoblastoma, sel-sel mata yang disebut retinoblas tidak berubah menjadi sel matang, melainkan terus membelah diri sehingga membentuk kanker pada retina.
Retinoblastoma dapat menyerang salah satu atau kedua mata. Kondisi ini biasanya dialami oleh balita. Retinoblastoma pada umumnya ditemukan sebelum menyebar keluar dari bagian mata yang berwarna putih, sehingga masih dapat disembuhkan dengan beberapa pilihan penanganan. Misalnya melalui radioterapi, operasi, atau kemoterapi.
B.       ETIOLOGI
Retinoblastoma dapat terjadi sejak janin berada dalam rahim. Selama tahap awal pertumbuhannya, sel retinoblas membelah diri menjadi sel baru. Selanjutnya, sel akan berkembang menjadi sel retina yang matang. Pada kasus retinoblastoma, terjadi perubahan atau mutasi gen sehingga sel tumbuh terus-menerus secara tidak terkendali.
Hingga saat ini penyebab terjadinya mutasi gen belum dapat dipastikan. Sekitar 25% dari kasus retinoblastoma diturunkan dengan pola autosomal dominan, yaitu meskipun hanya salah satu orang tua yang mewariskan gen tersebut pada anak, dapat meningkatkan risiko terjadinya retinoblastoma. Retinoblastoma yang diturunkan biasanya akan menyerang kedua mata. Sedangkan retinoblastoma yang tidak diturunkan dari orang tua, umumnya hanya akan mengenai salah satu mata.

C.      MANIFESTASI KLINIS
Tanda yang muncul dari retinoblastoma adalah berupa leukokoria, yaitu adanya warna putih pada pupil mata saat disinari cahaya. Pembuluh darah yang berada di belakang mata seharusnya memancarkan warna merah jika disinari cahaya. Selain itu, tanda-tanda yang dapat menyertai retinoblastoma adalah:
·       Mata merah dan bengkak.
·       Gerakan mata kanan dan kiri berbeda, atau tidak sejalan.
·       Pupil selalu terbuka lebar.
D.    KLASIFIKASI RETINOBLASTOMA
Menurut Reese-Ellworth Retinoblastoma digolongkan menjadi
1.    Golongan I
a.     Tumor soliter/ multiple kurang dari 4 diameter pupil
b.    Tumor multiple tidak boleh dari 4 diameter dan terdapat atau dibelakang  ekuator
2.    Golongan II
a.     Tumor solid dengan diameter 4-10 dd pada atau dibelakang ekuator
b.    Tumor multiple dengan diameter 4-10 dd pada atau belakang ekuator
3.    Golongan III
a.     Beberapa lesi didepan ekuator
b.    Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran >10 diameter papil
4.    Golongan IV
a.     Tumor  multiple sebagian besar >10 dd
b.    Beberapa lesi menyebar ke anterior ke ora serrata
5.    Golongan V
a.     Tumor massif mengenai lebih dari setengah retina
b.    Penyebaran ke vitreous
Tumor menjadi lebih besar, bola mata membesar menyebabkan eksoftalmus kemudian dapat pecah kedepan sampai keluar dari rongga orbita disertai nekrosis diatasnya. Menurut Grabowski dan Abrahamson, membagi penderajatan berdasarkan tempat utama berdasarkan tempat utama dimana retinoblastoma menyebar sebagai berikut :
1.    Derajat I intraocular
a.                        Tumor retina
b.    Penyebaran ke lamina fibrosa
c.     Penyebaran ke ueva
2.    Derajat II Orbita
a.     Tumor orbita : sel-sel episklera yang tersebar, tumor terbukti dengan biopsy
b.    Nervous optikus
E.     PATOFISIOLOGI
Retinoblastoma biasanya tumbuh dibagian posterior retina. Tumor ini terdiri dari sel-sel ganas kecil, bulat yang berlekatan erat dengan sitoplasma sedikit. Bentuk roset ada. mungkin menggambarkan usaha yang gagal untuk membentuk sel konus dan batang. Jika timbul dalam lapisan inti interna, tumor itu tumbuh ke dalam ruang vitreus. Pertumbuhan endofitik ini mudah dilihat dengan oftalmoskop. Tumor eksofitik (yang timbul dalam lapisan inti eksterna dan tumbuh kedalam ruang sub-retina, dengan ablasi retina) tersembunyi dan didiagnosis lebih sukar. Fragmen tumor mungkin lepas dari tumor endofitik dan mengambang dalam ruang vitreus untuk “menyemai” bagian–bagian lain retina. Persemaian vitreus berkaitan dengan tumor besar (biasanya diameter lebih dari 5 disk) dan berprognosis buruk. Perluasan retinoblastoma kedalam koroid biasanya terjadi pada tumor yang masif dan mungkin menunjukan peningkatan kemungkinan metastasis hematogen. Perluasan tumor melalui lamina kribosa dan sepanjang saraf mata dapat menyebabkan keterlibatan susunan saraf pusat. Invasi koroid dan saraf mata meningkatkan resiko penyakit metastasis (Nelson, 2000).


F.        PATHWAY

Otak
 
 

























































G.      PENATALAKSANAAN
Langkah penanganan ditentukan berdasarkan tingkat keparahan retinoblastoma. Terdapat beberapa pilihan terapi yang dapat dilakukan untuk membunuh sel kanker pada retinoblastoma, di antaranya:
·       Terapi laser (laser photocoagulation). Terapi sinar laser dapat digunakan untuk menghancurkan pembuluh darah yang memasok nutrisi pada tumor sehingga dapat mematikan sel kanker.
·       Krioterapi. Terapi ini menggunakan cairan nitrogen untuk membekukan sel kanker sebelum diangkat. Proses pembekuan dan pengangkatan dapat dilakukan beberapa kali hingga sel kanker hilang seluruhnya.
·       Termoterapi. Dalam terapi ini, gelombang panas diarahkan pada sel kanker dengan sinar laser, gelombang mikro, atau ultrasound.
·       Radioterapi. Radioterapi dilakukan dengan bantuan sinar-X. Ada dua jenis radioterapi atau terapi radiasi, yaitu radiasi internal dan eksternal. Dalam radiasi internal, bahan radioaktif ditempatkan di dekat tumor selama beberapa hari untuk memberikan efek radiasi secara perlahan terhadap tumor. Sedangkan pada radiasi eksternal, radiasi dipancarkan dari sebuah mesin untuk memberikan paparan yang lebih besar.
H.  KOMPLIKASI
Pada kasus yang parah, retinoblastoma dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Beberapa di antaranya adalah:

1.     Ablasi retina.

2.     Perdarahan dalam bola mata.    

3.     Glaukoma.

4.     Peradangan jaringan bola mata dan sekitarnya (selulitis orbita).    

5.     Bola mata berkerut dan tidak berfungsi normal (phthisis bulbi)

 

 

 

I.       PEMERIKSAAN PENUNJANG

 

a.   Hitung darah lengkap (HDL)
Urinalisis dan kimia darah diprogramkan untuk mengkaji status kesehatan secara umum.
b.  Apusan darah perifer
Diambil untuk menentukan jenis sel dan maturitasnya.
c. Sinar X dada
Diambil pada semua anak sebagai dasar atau  untuk diagnosis.
d.  Ultrasonografi
Sering digunakan sebagai alat untuk skrining.
e.Teknik Pencitraan (CT Scan, Ultrasonografi, MRI)
Digunakan untuk mendeteksi massa tumor padat
f.  Biopsi
Sangat kritis dalam mementukan klasifikasi dan tahap kanker.

J.      KONSEP KEPERAWATAN
A.    Pengkajian
1.      Identitas klien
Meliputi nama,umur, jenis klemin, status perkawinan, agama, suku bangsa alamat, diagnosa penyakit, tanggal  masuk, tanggal pengkjian, nomor medikal record.
2.      Identitas penanggung jawab
Meliputi, nama, umur, jenis klemin, hubungan dengan klien,  status perkawinan, agama, suku bangsa, alamat.
3.      Riwayat kesehatan
a.       Keluhan utama
Keluhan dapat berupa perubahan persepsi penglihatan, demam, kurang nafsu makan, gelisah,dannyeri pada mata.
b.      Riwayat kesehatan sekarang
Perlu dikaji apakah ditemukan suatu gejala yang menimbulkan suatu penyaki dengan menggunakan metode PQRST.
c.       Riwayat kesehatan dahulu
Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien yang berhubungan dengan timbulnya retinoblastoma yaitu adanya miopi tinggi, retinopati, trauma pada mata.
d.      Riwayat kesehatan keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarganya yang menderita penyakit seperti ini. Retinoblastoma  bersifat  herediter  yang  diwariskan  melalui  kromosom, protein  yang  selamat  memiliki  kemungkinan  50  %  menurunkan  anak  dengan retinoblastoma, atau penyakit yang lain yang bersifat kronis, dan apakah ada riwayat penyakit keturunan.
3.    Pengkajian pola fungsi Gordon
Ø Pola pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Pengetahuan klien tentang penyakitnya saat ini, kebiasaan yang dilakukan oleh klien untuk menjaga kesehatannya. Kebiasaan buruk yang dimiliki oleh klien terkait dengan penyakit yang dialaminy. Tindakan yang dilakukan ketika klien sakit apakah memanfaatkan fasilitas kesehatan atau bagaimana

Ø Pola nutrisi/ metabolic
Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolic, kita perlu melakukan pengukurantinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi pasien, selain itu juga ditanyakan kebiasaan makan dan inum sebelum dan selama di rumah sakit. Makanan yang disukai atau adakah riwayat alergi terhadap salah satu jenis makanan.
Ø  Pola eliminasi
Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan BAB dan BAK sebelum dan sesudah MRS. Kaji mengenai frekuensi berkemih maupun BAB setiap harinya, konsistensinya, warna dan baunya.
Ø Pola aktivitas dan latihan
Tanyakan kepada klien mengenai kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Tanyakan apakah cepat mengalami kelelahan pada saat melakukan aktivitas. Kegiatan olahraga apa yang biasa dilakukan atau kegiatan apa yang menyebabkan penyakitnya kambuh.




Ø Pola tidur dan istirahat
Apakah kondisi mempengaruhi kualitas tidur dan istirahat karena pasien akan mengalami kesulitan tidur yang disebabkan oleh ketidaknyamananataupun karena lingkungan yang bising atau suasana yag baru.
Ø Pola hubungan dan peran
Hubungan dengan orang tuanya, yang penting dalam mengidentifikasi kekuatan dan support system dalam kehidupan klien. Perawat juga harus mengkaji tingkat kenyamanan dalam menjalankan fungsi peran yang berpotensi menjadi stress atau konflik.
Ø Pola persepsi dan kognitif
Persepsi pasien terhadap dirinya akan berubah. Pasien yang sebelumnya sehat tiba-tiba mengalami sakit. Pasien akan berfikir penyakitnya bersifat membahayakan dan mematikan. Dalam hal ini pasien mungkin akan kehilangan gambaran positif terhadap dirinya.
Ø Pola sensori dan kognitif
Fungsi panca indra pasien tidak mengalami perubahan, demikian juga proses berpikirnya.
Ø Pola seksual dan reproduksi
Kebutuhan seksual pasien dalam hal ini hubungan seks intercourse akan terganggu untuk sementara waktu karena pasien berad di rumah sakit dan kondisi fisiknya masih lemah. Pada anak-anak bisa dikaji mengani bagaimana cara mengungkapkan kasih saying kepada orang tuanya.orang tuanya Apakah dengan memeluk kedua orang tuanya atau orang lain.
Ø Pola manajemen koping stress
Bagi pasien yang belum mengetahui proses penyakitnya akan mengalami stress dan mungkin pasien akan banyak bertanya pada perawat dan dokter yang merawatnya atau orang yang mungkin dianggapnya lebih tahu mengenai penyakitnya. Tanyakan tindakan apa yang dilakukan ketika klien mempunyai masalah. Perilaku-perilaku dan kesiapan menerima penyakitnya serta tindakan terapi yang harus dijalani secara rutin dapat meningkatkan ansietas. Informasi tentang support system keluarga, teman-teman, psikolog atau pemuka agama dapat memberikan sumber yang terbaik untuk mengembangkan rencana perawatan.

Ø Pola keyakinan dan nilai
Nilai-nilai dan kepercayaan individu dipengaruhi oleh kultur dan kebudayaan yang berperan penting dalam tingkat konflik yang dihadapi klien ketika dihadapkan dengan penyakit yang dialami. Biasanya sebagai seorang beragama pasien akan lebih mendekatkan dirinya kepada tuhan dan menganggap bahwa penyakitnya adalah suatu cobaan dari tuhan.
5. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran umum
Mengkaji tingkat kesadran dan mengkaji tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
b. Pemeriksaan Khusus Mata
a)  Gejala dini mata nampak juling, jika tumor sudah membesar, maka akan menonjol sampai keluar bola mata. Dalam keadaan demikian biasanya mata sudah rusak sama sekali. Mata merah, rasa sakit yang diiringi oleh glaukoma dan pelepasan retina.
b) Pemeriksaan tajam penglihatan
pada retinoblastoma, tumor dapat menyebar luas di dalam bola mata sehingga  dapat  merusak  semua  organ  di  mata  yang  menyebabkan  tajam penglihatan sangat menurun.
c)  Pemeriksaan gerakan bola mata
Pembesaran tumor dalam rongga mata akan menekan saraf dan bahkan dapat merusak saraf tersebut dan apabila mengenai saraf III, IV, dan VI maka akan menyebabkan mata juling.
d)  Pemeriksaan susunan mata luar dan lakrimal
Pemeriksaan dimulai dari kelopak mata, sistem lakrimal, konjungtiva, kornea,   bilik   mata   depan,   iris,   lensa   dan   pupil.   Pada retinoblastoma didapatkan:
·  Leukokoria, Yaitu reflek pupil yang berwarna putih.
·  Hipopion, Yaitu terdapatnya nanah di bilik mata depan.
·  Hifema, Yaitu terdapatnya darah di bilik mata depan
·  Uveitis
e)   Pemeriksaan Pupil
Jika penyakit sudah lanjut dan meluas ke hampir seluruh retina, maka pada mata klien tampak leukokoria (refleks pupil yang berwarna putih / mata kucing amaurotik), yaitu adanya refleks kuning, putih atau abu-abu merah di pupil. merupakan keluhan dan   gejala yang paling sering ditemukan pada penderita dengan retinoblastomadan biasanya pupil setengah melebar sertatidak bereaksi terhadap cahaya.
f)   Pemeriksaan funduskopi
Menggunakan  oftalmoskopi  untuk  pemeriksaan  media,  papil  saraf optik, dan retina. Refleksi tak ada (atau gelap) akibat perdarahan yang banyak dalam badan kaca.
g)  Pemeriksaan tekanan bola mata
Pertumbuhan tumor ke dalam bola mata menyebabkan tekanan bola mata meningkat.
6.   Pemeriksaan Penunjang
a.   Hitung darah lengkap (HDL)
Urinalisis dan kimia darah diprogramkan untuk mengkaji status kesehatan secara umum
b.  Apusan darah perifer
Diambil untuk menentukan jenis sel dan maturitasnya.
c. Sinar X dada
Diambil pada semua anak sebagai dasar atau  untuk diagnosis.
d.  Ultrasonografi
Sering digunakan sebagai alat untuk skrining.
e.Teknik Pencitraan (CT Scan, Ultrasonografi, MRI)
Digunakan untuk mendeteksi massa tumor padat
f.  Biopsi
Sangat kritis dalam mementukan klasifikasi dan tahap kanker.


B.    Diagnosa Keperawatan
a)    Nyeri Akut berhubungan dengan factor biologis
b)    Gangguan Persepsi Sensori (Penglihatan) berhubungan dengan perubahan persepsi sensori
c)     Resiko Cidera berhubungan denganfaktor biologis ( gangguan penglihatan )
d)    Gangguan Citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan

C.    Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
1.
Nyeriakut berhubungan dengan factor biologis  
NOC
v Pain Level
v Pain control
v Comfort level
Kriteria Hasil :
v Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri).
v Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.
v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri).
v Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC
Pain Management
·       Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,durasi,frekuensi, kualitas.
·       Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
·       Ajarkan tentang tehnik non farmakologi
·       Berikan analgetik untuk mengurangu nyeri
·       Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil.
2.
Gangguang persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan perubahan persepsi sensori
NOC
v Sensori function : hearing
v Sensori function : vision
v Sensori function : taste and smell
Kriteria Hasil :
v  Menunjukkan tanda dan gejala persepsi sensori baik : penglihatan, pendengaran, makan dan minum baik
v  Mampu mengungkapkan fungsi persepsi dan sensori dengan tepat
NIC
·  Kaji fungsi penglihatan klien
·  Jaga kebersihan mata
·  Monitor penglihatan mata
·  Monitor tada dan gejala kelainan penglihatan
·  Monitor lapang pandang, visus, penglihatan  klien

3
Resiko cidera berhubungan dengan factor biolois (gangguan penglihatan)
NOC
v Risk control

Kriteria Hasil :
v Klien terbebas dari cedera
vKlien mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah injury/cedera
vMampu mengenali status kesehatan
NIC
Environmentmanagement (manajemen lingkungan)
·  Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
·  Identifikasi kebutuhan keamanan pasien , sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien.
·  Memasang side rail tempat tidur
·  Menyediakan tempat tidur yang aman
·  Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien
·  Memindahkan barang barang yang dapat membahayakan

4
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan
NOC
vBody image
Kriteria Hasil :
v Body image positif
vMampu mengidentifikasi kekuatan personal
vMendiskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuh
vMempertahankan interaksi sosial

NIC
Body image enhancement
·  Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya
·  Monitor frekuensi mengkritik dirinya
·  Dorong klien mengungkapkan perasaannya
·  Jelaskan tentang pengobatan , perawatan , kemajuan dan prognosis penyakit


D.    IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi merupakan pelaksanaan rnecana keperawatan oleh perawat terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya : intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi : keterampilan interpersonal, ternikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi intervensi dan respon klien. Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang muncul pada pasien.
E.     EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan , rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi proses dan hasil. Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien.



 

 

 



BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

 

Retinoblastoma adalah kanker yang bermula di retina atau selaput jala mata. Retinoblastoma menyerang retina yang terletak pada dinding bola mata bagian belakang.
Retina terdiri dari jaringan saraf yang berfungsi untuk mengirimkan pola cahaya yang ditangkapnya kepada otak melalui saraf optik, sehingga mata bisa melihat. Saat terjadi retinoblastoma, sel-sel mata yang disebut retinoblas tidak berubah menjadi sel matang, melainkan terus membelah diri sehingga membentuk kanker pada retina.
B.     SARAN
Perawat diharapkan mampu memahami tentang konsep penyakit retinoblastoma pada anak dan mengaplikasikannya dalam asuhan keperawatan.


DAFTAR PUSTAKA

 


Amin Huda dan Hardhi Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerpan Diagnosa Nanda, Nic,Noc, Dalam berbagai kasus. Ed 2.Jogjakarta. MediAction Publishing.
Herdman, T. Heather. (2015). Nanda International Inc. diagnosis Keperawatam: definisi & klasifikasi 2015-2017. Ed 10. EGC
Sue Moorhead, dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC) pengukuran outcomes kesehatan. Ed 5. United kingdom. Elsevier